Tajuk – Dalam suatu pekerjaan, entah itu perusahaan atau instansi, karyawan maupun pegawainya, diharuskan memiliki jiwa loyalitas tinggi terhadap perusahaan atau instansi itu. Loyalitas sendiri, dapat kita artikan sebagai suatu kesetiaan ataupun kepatuhan bawahan terhadap atasannya, atau kepada perusahaan maupun instansinya.
Ada banyak hal yang dapat kita jadikan penilaian kepada seorang pegawai yang bisa dikatakan loyal. Yang pertama tentunya bisa diajak bekerja sama, taat terhadap aturan yang telah dibuat oleh atasan atau perusahaan maupun instansi itu sendiri, dan yang paling penting, mampu bertanggung jawab.
Namun, pada beberapa kejadian, banyak orang menilai bahwa praktek loyal ini lebih mengarah pada sesuatu yang dapat menyenangkan pimpinan atau atasannya. Biasa istilah itu sering di sebut ABS (Asal Bapak Senang).
Istilah ABS ini sering kita jumpai pada beberapa perusahaan atau instansi pemerintah. Loyalitas yang awalnya memperlihatkan kredibilitas sebagai pegawai atau bawahan, pada akhirnya menjadi kerja keras bukan kerja cerdas.
Kebanyakan praktek loyalitas ABS ini dinilai seperti “Menjilat” atupun “Cari Muka”. Ini dilakukan tentu untuk mendapatkan jabatan atau posisi penting pada perusahaan atau instansi tersebut.
Jika ABS sering di praktekan, saya tidak menjamin bahwa kinerja para pegawai ataupun bawahan itu baik. Dan pastinya tidak ada lagi inovasi yang akan muncul.
Hal ini juga biasa kita jumpai di Kabupaten Boalemo. Praktek ABS seakan sudah menjadi suatu keharusan yang dimiliki oleh seorang pegawai, karena jika tidak, bisa-bisa jabatannya akan jadi taruhannya.
Namun, sejak Anas Jusuf ditunjuk sebagai Pelaksana tugas Bupati Boalemo, pasca Darwis Moridu di nonaktifkan, selurus pegawai ASN diminta untuk bersikap disiplin. Menurutnya, disiplin adalah kunci utama untuk bersikap loyal pada pekerjaan pada instansinya, bukan kepadanya selaku Plt Bupati.
Anas Jusuf, mampu menciptakan banyak inovasi program maupun prestasi baik di tingkat provinsi maupun nasional. Hal ini juga adalah salah satu faktor mengapa para ASN di Kabupaten Boalemo bisa dikatakan sudah jauh dari istilah ABS ini.
Banyak program dan prestasi yang telah maupun akan diraih oleh pemerintah daerah, seperti pengalihan 5 arus jalan menjadi jalan nasional, pengembangan PPI Tilamuta, pengembangan lapangan Alun-alun Tilamuta serta masih banyak lagi.
Tak hanya itu, raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Boalemo tahun 2020 merupakan kolaborasi antara Anas Jusuf dan para Pimpinan OPD tidak bisa dipandang sebelah mata.
Hal di atas juga menjadi bukti bahwa para ASN Kabupaten Boalemo bekerja secara keras dan cerdas, sehingga jauh dari praktek ABS. Mereka mengerti akan “Perintah” yang tak terlalu bersinggungan dengan pekerjaan mereka, sehingga lebih fokus untuk mengerjakan sesuai dengan tupoksinya.
Akhir kata, mengutip penggalan kalimat dari Kang Komar dalam serial Preman Pensiun “Di bawah pemimpin yang baik, anak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi, di bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaikpun akan kocar-kacir”.
Penulis: Mohammad Syarief Evansyah