Faktanews.com, Pohuwato – Pintu klep penahan air laut yang rusak ditambah gelombang air laut yang naik membuat sejumlah pertanian warga di Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato terendam air garam.
Akibatnya, sejumlah petani di Kecamatan tersebut dipastikan gagal panen. Rusdiyanto Adam, salah satu petani yang mengaku sawahnya saat ini sudah terendam air laut mengatakan, sebelum pintu klep tersebut rusak, para petani masih bisa melakukan panen sebagaimana mestinya.
“Nanti sekarang pintu klep sudah rusak, sudah, gagal (panen) semua petani,” ungkapnya saat ditemui Faktanews.com, Senin (18/10/2021).
Rusdiyanto mengungkapkan, ada sekitar di tiga Desa sawah warga yang terdampak air garam tersebut. Yaitu Desa Buntulia Barat, Desa Motilango dan Desa Padengo.
Menurutnya, sudah empat kali musim dirinya mengalami kegagalan akibat masuknya air laut ke persawahan miliknya. Hanya saja, jika musim panen sebelumnya ia masih bisa memanen sebagian padinya, namun untuk panen saat ini ia mengaku gagal total.
“Terakhir ini gagal total itu, kalau masih panen-panen lalu mungkin masih bisa ada yang diambil,” tuturnya.
Untuk persawahan yang berbatasan langsung dengan pintu klep sendiri kata dia, sedikitnya ada sekitar sepuluh hektar lahan persawahan yang terendam air garam.
“Itu baru (terhitung) wilayah sebelah, kalau wilayah sini belum,” katanya.
Badan Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II Gorontalo juga menurut Rusdiyanto, sebelumnya sudah berjanji akan turun dan menindaklanjuti keluhan warga terkait dengan jebolnya pintu klep tersebut.
“Tapi sampai sekarang belum ada ini, mungkin karena Covid ini,” ucapnya.
Sebab menurutnya, solusi satu-satunya untuk mencegah masuknya air laut ke persawahan warga itu adalah dengan memperbaiki pintu klepnya
“Solusi itu cuma perbaiki pintu klep,” tandasnya.
Penulis: Surdin
