Example floating
Example floating
Tajuk

Makan Minum Pasien Rumah Sakit Dikelola Rudis Kepala Daerah ? (Part I)

×

Makan Minum Pasien Rumah Sakit Dikelola Rudis Kepala Daerah ? (Part I)

Sebarkan artikel ini
Oleh : Jhojo Rumampuk

Dugaan penyediaan makan minum pasien di salah satu rumah sakit di Provinsi Gorontalo yang diduga menggunakan anggaran Rumah Dinas Kepala Daerah menimbulkan sejumlah pertanyaan serius terkait transparansi dan akuntabilitas anggaran publik. 

Jika benar terbukti, hal ini bisa mencerminkan masalah dalam pengelolaan anggaran daerah dan tata kelola pemerintahan yang kurang optimal.

Example 300x300

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik seharusnya memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien, termasuk makan dan minum, tanpa perlu mengambil dari anggaran lain yang tidak relevan, seperti anggaran Rumah Dinas Kepala Daerah. 

Penggunaan anggaran yang tidak sesuai peruntukannya dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap integritas pemimpin daerah dan manajemen rumah sakit.

Kasus ini perlu diinvestigasi secara menyeluruh, agar ada kejelasan mengenai apakah dugaan tersebut benar adanya atau hanya kesalahpahaman dalam administrasi anggaran. 

Jika terbukti ada pelanggaran, langkah-langkah tegas harus diambil untuk mencegah praktik serupa di masa mendatang, termasuk peningkatan pengawasan dan transparansi dalam pengelolaan anggaran kesehatan di rumah sakit.

Penting juga untuk mempertimbangkan aspek etika dalam penggunaan anggaran publik, di mana setiap alokasi dana harus dilandasi oleh kepentingan masyarakat secara luas, bukan demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. 

Jika isu ini dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian yang transparan, maka dampaknya bisa lebih luas, termasuk menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan daerah dan layanan kesehatan.

Apa Fungsi Terminal Gizi Rumah Sakit ?

Terminal gizi di rumah sakit memiliki fungsi utama dalam memastikan bahwa pasien menerima asupan nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan medis mereka.

Terminal gizi bertanggung jawab dalam menyiapkan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien. Pasien dengan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan pencernaan memerlukan diet khusus yang diatur oleh ahli gizi.

Ahli gizi di rumah sakit akan melakukan penilaian terhadap status gizi pasien untuk menentukan kebutuhan nutrisi mereka. Ini melibatkan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan penilaian kondisi kesehatan umum.

Setiap pasien memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, tergantung pada penyakit dan kondisi mereka. Terminal gizi bekerja sama dengan dokter dan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai, termasuk jumlah kalori, protein, lemak, dan mikronutrien lainnya.

Setelah rencana diet diterapkan, terminal gizi terus memantau respon pasien terhadap makanan yang diberikan. Jika diperlukan, penyesuaian dilakukan berdasarkan perkembangan kesehatan pasien.

Terminal gizi bertanggung jawab memastikan bahwa makanan yang disajikan di rumah sakit diolah dan disajikan sesuai dengan standar kebersihan dan keamanan makanan, untuk mencegah infeksi atau masalah kesehatan lain yang berkaitan dengan makanan.

Secara keseluruhan, terminal gizi memainkan peran penting dalam mendukung proses penyembuhan dan pemulihan pasien melalui nutrisi yang tepat dan terkontrol.

Apa Yang Terjadi Jika Makan Minum Pasien Dikelola Diluar Rumah Sakit

Jika makanan dan minuman pasien rumah sakit dikelola atau dimasak di luar lingkungan rumah sakit, ada beberapa risiko dan potensi masalah yang bisa muncul, di antaranya:

Makanan yang disiapkan di luar rumah sakit menghadapi risiko kontaminasi yang lebih besar selama proses penyimpanan dan transportasi. Dalam lingkungan rumah sakit, protokol kebersihan sangat ketat untuk mencegah penyebaran infeksi. Memasak di luar bisa mengurangi pengawasan langsung terhadap standar kebersihan, yang berpotensi menyebabkan infeksi atau keracunan makanan pada pasien, terutama yang memiliki sistem imun lemah.

Mengelola makanan di luar lingkungan rumah sakit bisa menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman makanan ke pasien. Keterlambatan ini dapat mempengaruhi rutinitas pengobatan dan konsumsi gizi pasien, terutama yang membutuhkan makanan pada waktu-waktu tertentu untuk mendukung pengobatan atau terapi medis.

Proses transportasi dan penyimpanan makanan dapat memengaruhi kualitas nutrisi makanan. Makanan yang disiapkan di luar rumah sakit mungkin mengalami penurunan kandungan gizi atau kehilangan rasa dan kesegarannya sebelum sampai ke pasien. Ini berpotensi menghambat pemulihan, terutama bagi pasien yang membutuhkan asupan gizi spesifik dan tepat waktu.

Pasien di rumah sakit sering kali memerlukan diet yang sangat spesifik tergantung pada kondisi medis mereka. Mengelola makanan di luar lingkungan rumah sakit dapat menyulitkan koordinasi antara ahli gizi, dokter, dan penyedia makanan. Ini bisa menyebabkan kurangnya kepastian bahwa diet pasien terpenuhi dengan benar, seperti rendah garam untuk penderita hipertensi atau makanan lunak untuk pasien dengan gangguan pencernaan.

Dalam beberapa kasus, kebutuhan gizi pasien dapat berubah dengan cepat berdasarkan kondisi kesehatannya. Ketika makanan dikelola di luar rumah sakit, sulit untuk melakukan penyesuaian cepat dalam menyiapkan atau mengubah menu untuk memenuhi kebutuhan baru pasien tersebut.

Ada kemungkinan bahwa pengelolaan makanan di luar rumah sakit dapat melanggar peraturan kesehatan atau standar operasional rumah sakit, terutama jika ada regulasi yang mengharuskan penyediaan makanan dilakukan di dalam fasilitas rumah sakit untuk menjaga kualitas dan keamanan. Dari segi etika, ada tanggung jawab besar untuk memastikan setiap pasien mendapatkan makanan yang aman dan berkualitas, yang mungkin lebih sulit dijamin jika prosesnya dilakukan di luar.

Ketika makanan disiapkan di luar, akan lebih sulit bagi rumah sakit untuk melakukan pelacakan terhadap masalah yang timbul dari makanan, seperti kejadian keracunan atau ketidakcocokan diet. Ini juga mempersulit pengawasan langsung oleh manajemen rumah sakit terhadap kualitas makanan dan proses pembuatannya.

Dengan semua risiko ini, kebanyakan rumah sakit lebih memilih untuk memiliki dapur atau terminal gizi sendiri di dalam lingkungan rumah sakit, di mana pengelolaan makanan dapat dikontrol secara langsung, memastikan standar keamanan, kebersihan, dan kualitas makanan tetap tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Akses berita Faktanews.com dengan cepat di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vae1Mtp5q08VoGyN1a2S. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Example 300x300
Example 120x600