Faktanews.com, Gorontalo — Menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, Pemerintah Kota Gorontalo bergerak cepat bukan hanya dalam mendata jumlah hewan kurban, tetapi juga memastikan aspek kesehatan dan keamanan konsumsi masyarakat. Sebab bagi Pemkot, ibadah kurban juga erat kaitannya dengan isu kesehatan publik.
Per Rabu (4/6/2025), sebanyak 823 ekor hewan kurban tercatat sementara dari berbagai masjid dan instansi, terdiri atas 800 ekor sapi dan 23 ekor kambing. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah hingga hari penyembelihan.
“Kami berfokus bukan hanya pada jumlah, tetapi juga kualitas. Kesehatan hewan sama pentingnya dengan niat kurban itu sendiri,” ujar Soekamto Mooduto, Plt. Kepala Bagian Kesra, saat menyerahkan sapi kurban bantuan Pemkot ke Lapas Gorontalo.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkot telah menerjunkan tim dokter hewan dan petugas teknis dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pertanian bekerja sama dengan Puskesmas Hewan Padebuolo untuk melakukan pemeriksaan antemortem (sebelum penyembelihan) dan postmortem (setelah penyembelihan) dari H-2 hingga H+3 Idul Adha.
“Tujuan kami jelas: memastikan daging yang dibagikan kepada masyarakat benar-benar aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH),” tegas drh. Firmansyah Hasan, dokter hewan senior yang memimpin pemeriksaan lapangan.
Ia menekankan bahwa pemeriksaan ini bukan semata administratif, tetapi bagian dari sistem perlindungan masyarakat dari potensi penyakit zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia) dan kontaminasi daging.
Selain itu, Firmansyah juga membekali masyarakat dengan pengetahuan dasar untuk memilih hewan kurban yang sehat, seperti:
Gerakan aktif dan responsif
Nafsu makan baik
Mata cerah, hidung bersih
Anus bersih tanpa diare
Skrotum simetris untuk sapi jantan berusia minimal dua tahun
“Masyarakat bisa cek langsung. Minta hewan digiring untuk menilai kondisi kakinya. Itu cara sederhana tapi efektif,” sarannya.
Langkah ini menjadi bukti bahwa Pemkot Gorontalo memandang perayaan Idul Adha bukan hanya sebagai momen ibadah, tapi juga tanggung jawab kolektif menjaga kesehatan lingkungan, keadaban syariat, dan keselamatan konsumsi masyarakat.
Dengan kombinasi data, pengawasan lapangan, dan edukasi publik, Pemerintah Kota Gorontalo terus membangun tradisi kurban yang bukan hanya bermakna spiritual, tetapi juga sehat, aman, dan bertanggung jawab.