Faktanews.com, Kota Gorontalo — Pemerintah Kota Gorontalo terus mengupayakan optimalisasi penerimaan pajak daerah melalui pendekatan kolaboratif bersama para pelaku usaha. Langkah ini dilakukan demi memperkuat pembangunan dan layanan publik yang bertumpu pada kontribusi nyata sektor swasta.
Dalam agenda silaturahmi dan pembinaan yang digelar Senin malam (30/6/2025), Pemkot Gorontalo menghadirkan pelaku usaha dari berbagai sektor, terutama restoran, hotel, dan tempat hiburan, untuk berdiskusi langsung soal kepatuhan pajak.
“Kami ingin membangun pemahaman bersama bahwa pajak adalah bagian dari tanggung jawab kolektif dalam membangun daerah,” ujar Kepala Badan Keuangan Kota Gorontalo, Nuryanto.
Namun, dari data yang dihimpun, tercatat 23 pelaku usaha diketahui belum pernah menyetorkan pajak daerah sejak mereka beroperasi. Selain itu, 16 wajib pajak lainnya masih memiliki tunggakan senilai Rp 369 juta, sebagian besar berasal dari sektor kuliner dan perhotelan.
“Ini tentu menjadi perhatian serius, tapi pendekatan kami tidak melulu represif. Kami mulai dengan pembinaan dan ajakan membangun komitmen bersama,” tambah Nuryanto.
Sayangnya, sebagian besar pelaku usaha yang tercatat bermasalah absen dalam kegiatan tersebut meski telah diundang secara resmi. Hal ini disayangkan, karena pertemuan tersebut dirancang sebagai ruang dialog konstruktif antara pemerintah dan dunia usaha.
Sebagai tindak lanjut, Pemkot akan mengaktifkan kembali Satuan Tugas Pendapatan Asli Daerah (Satgas PAD) untuk memaksimalkan pengawasan dan pendampingan, sekaligus memastikan pajak yang dipungut dari konsumen benar-benar masuk ke kas daerah.
“Satgas PAD bukan hanya bertugas menindak, tapi juga mendampingi. Kami ingin mendorong perubahan sikap, bukan sekadar menekan,” kata Nuryanto.
Pemkot juga menyiapkan program apresiasi untuk para wajib pajak yang patuh, termasuk perluasan kategori penghargaan tahun depan sebagai motivasi kolektif.
“Kami membuka ruang kolaborasi, tapi tentu ada batas kesabaran. Mari buktikan bahwa dunia usaha di Gorontalo bukan hanya mencari untung, tapi juga peduli pada kewajiban sosialnya,” tutupnya.
