Rekam Fakta, Gorontalo – Kepulangan jamaah haji tahun 2025 ke Kota Gorontalo tak hanya menjadi momen sakral secara personal, tetapi juga diharapkan menjadi titik balik dalam membangun ulang kesadaran sosial, moral, dan spiritualitas kolektif di tengah kehidupan masyarakat.
Dalam acara penyambutan resmi yang digelar di Bandhayo Lo Yiladia, Ahad pagi (6/7/2025), Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid, menekankan bahwa pengalaman ibadah haji yang telah dilalui para jamaah merupakan aset sosial yang harus dibagikan dan dihidupkan kembali di lingkungan masing-masing.
“Haji bukan sekadar capaian individual. Ini adalah amanah moral yang harus menular, menginspirasi, dan menghidupkan kembali semangat gotong royong, kejujuran, serta kepedulian di masyarakat,” ungkap Ismail saat mewakili Wali Kota Gorontalo dalam sambutannya.
Menurutnya, nilai-nilai seperti disiplin, kesabaran, keikhlasan, dan ketundukan kepada Tuhan yang diperoleh selama di Tanah Suci harus menjadi fondasi dalam menghadapi berbagai tantangan sosial di tingkat lokal—dari menjaga toleransi hingga memperkuat solidaritas antarwarga.
“Jamaah haji adalah duta moral di lingkungannya. Sikap dan tutur kata mereka harus menjadi cermin dari apa yang mereka bawa pulang dari tanah suci,” tambahnya.
Pemkot Gorontalo, lanjut Ismail, menilai kepulangan jamaah sebagai peluang besar untuk membangun kembali nilai-nilai spiritualitas publik yang mulai terkikis akibat rutinitas dan tantangan kehidupan urban.
Tak lupa, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen—Kemenag, petugas kloter, pendamping jamaah, hingga keluarga jamaah—yang telah mendukung kelancaran proses haji, dari keberangkatan hingga kepulangan.
“Ini adalah kerja kolektif yang mencerminkan kekompakan kita sebagai masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.
Sebagai penutup, Sekda menyerukan agar semangat haji menjadi energi baru dalam memperkuat hubungan antarwarga, menumbuhkan keteladanan sosial, dan menciptakan ruang-ruang kemaslahatan di tingkat keluarga hingga kkomunitas.
