Faltanews.com, Gorontalo — Pemerintah Kota Gorontalo terus mematangkan arah pembangunan kota yang terintegrasi, efisien, dan berkelanjutan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Tahap II Integrated City Planning (ICP) yang digelar di Hotel Grand Q, Kamis (16/10/2025).
FGD ini menjadi wadah strategis untuk menyatukan pandangan lintas sektor, memperkuat koordinasi antar-perangkat daerah, serta menyempurnakan hasil pembahasan pada FGD tahap pertama. Melalui forum ini, Pemkot Gorontalo berupaya memastikan perencanaan pembangunan kota berjalan selaras dengan potensi wilayah dan kebutuhan masyarakat.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Gorontalo, Indra Gobel, menekankan pentingnya pemanfaatan lahan tidak produktif sebagai langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kota berbasis jasa dan industri.
> “Ada sekitar 400 hektar lahan tidak produktif yang bisa kita kembangkan menjadi kawasan jasa, manufaktur, dan perdagangan. Kawasan ini nantinya akan menopang aktivitas ekonomi dan komoditas dari kabupaten sekitar,” ujar Wawali Indra.
Ia menegaskan bahwa pembangunan kota perlu dirancang secara terpadu dan berwawasan ke depan, agar setiap kebijakan mampu menjawab tantangan urbanisasi sekaligus membuka peluang investasi baru.
> “Kita ingin menjadikan Kota Gorontalo sebagai kota jasa dan industri yang inklusif, produktif, dan nyaman bagi masyarakat maupun pengunjung,” tandasnya.
Dalam FGD ini, peserta juga membahas penetapan selected area tahap dua dengan luas sekitar 5 hingga 10 hektar, yang akan ditentukan berdasarkan kriteria teknis dan kesepakatan bersama.
Program ICP sendiri merupakan inisiatif penguatan sistem perencanaan kota di kawasan Indonesia Timur — mencakup wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua — yang mendorong kolaborasi antar-daerah dalam membangun kota berdaya saing dan berkelanjutan.
Dengan langkah ini, Kota Gorontalo diharapkan dapat menjadi model kota dengan tata kelola pembangunan yang terintegrasi, modern, dan adaptif terhadap tantangan masa depan.
